PANTUN BERBALAS



Pantun: GURU

Indah sekali si kain kasah
Bawa ke Kuala Pulau Bali
Esok hari kita berpisah
Bila pula nak jumpa kembali?
A-B-c dan alif ba-ta
Satu dua tiga dan empat
Selalu cikgu ajar kita
Ditubi-tubi sampai dapat

Satu dua tiga empat
Lima enam tujuh lapan
Ditubi-tubi sampai dapat
Bila dapat maju ke depan

Lima enam tujuh delapan
Rajin belajar cepat maju
Bila dapat maju ke depan
Terima kasih banyak, Cikgu!

Betik masak lebat di pangkal
Penuh kapal bawa belayar
Baik budi panjang akal
Hormat guru tekun belajar

Manis rasanya buah delima
Masak sebiji di celah daun
Budi guru saya terima
Jadi kenangan bertahun-tahun

Pohon palma tegak berdiri
Ditanam mari tepi bangunan
Ilmu di dunia terus dicari
Jasa guru dilupa jangan

Waktu malam mencincang halia
Masak cencaru berserai wangi
Muris silam patuh setia
Hormat guru serta disayangi

Pergi memburu ke hutan lama
Dapat rusa di waktu pagi
Kalau ilmu ku dapat sama
Usaha guru ku sanjung tinggi

Pakai baju warna biru
Pergi ke sekolah pukul satu
Murid sentiasa hormatkan guru
Kerana guru pembekal ilmu

Orang haji dari Jeddah
Buah kurma berlambak-lambak
Pekerjaan guru bukanlah mudah
Bagai kerja menolak ombak




Pantun :  Dakwah
Berguna hidup karena beradat
Adat lembaga jadi pakaian
Sempurna hidup karena syahadat
Syahadat dijaga mengokohkan iman

Adat mati dikandung tanah
Dunia tinggal harta pun tinggal
Selamat mati mengandung ibadah
Banyak amal banyak bekal

Adat orang berjalan malam
Ada suluh jadi pedoman
Adat orang beragama Islam
Ada petunjuk menerangi iman

Orang berkain menutup aurat
Sesuai dengan petuah hadis
Orang muslimin hidup beradat
Lakunya sopan mukanya manis

Di bulan Ramadhan orang tarawih
Sudah sembahyang membaca Qur'an
Orang beriman hidupnya salih
Dadanya lapang lakunya sopan

Di bulan Ramadhan orang tadarus
Membaca Qur'an beramai-ramai
Orang beriman hatinya lurus
Duduk berjalan elok perangai

Di bulan Ramadhan banyak bertobat
Memohonkan ampun kepada Allah
Orang beriman hidup bermanfaat
Sembarang kerja membawa faedah

Di bulan Ramadhan orang puasa
Menahan selera mengekang nafsu
Orang beriman hidup sentosa
Kepada Allah tempat bertumpu

Di bulan Ramadhan banyakkan amal
Supaya dosa diampunkan Tuhan
Orang beriman hidup berakal
Menggunakan usia untuk kebaikan

Siapa kokoh memegang iman
Hidup matinya tidakkan sesat
Siapa senonoh menyembah Tuhan
Dunia akhirat badan selamat

Siapa melangkah di jalan Tuhan
Ke mana pergi badan selamat
Siapa amanah dalam kebenaran
Tuah terdiri iman melekat

Siapa memakai adat lembaga
Ke mana pergi disayangi orang
Siapa pandai syariat agama
Hidup mati tidak terbuang

Siapa kokoh memegang adat
Ke mana pergi hidup semenggah
Siapa senonoh dalam ibadat
Hidup dan mati beroleh berkah

Siapa suka duduk mengaji
Banyaklah ilmu dapat dikenang
Siapa suka mengelokkan budi
Ke hilir ke hulu disayangi orang

Siapa suka memegang adat
Mulialah sifat dengan karenah
Siapa suka sembahyang sunnat
Pahala dapat iman bertambah

Elok adat karena dikaji
Elok kaji karena sunnah
Elok ummat karena berbudi
Elok berbudi karena lillah

Elok budi karena ikhlas
Elok kerja karena niat
Elok kaji karena dibahas
Elok manusia karena syariat

Elok langkah karena pedoman
Elok laku karena beramal
Elok manusia karena beriman
Elok ilmu karena beramal

Elok kaki dapat melangkah
Elok tangan dapat memegang
Elok hati mengingat Allah
Elok iman tiada bergoyang

Buah yang mabuk jangan dimakan
Batang berduri jangan dipanjat
Bertuah hidup dikandung iman
Tertuah mati dalam ibadat

Pandai-pandai menjaga diri
Lubang banyak di tengah jalan
Orang pandai tahukan diri
Hidup berakal mati beriman

Jangan suka memfitnah orang
Orang benci Tuhan pun murka
. Jangan suka melalaikan sembahyang
Bila mati masuk neraka

Kalau suka berbuat fitnah
Ke mana pergi orang mengutuk
Kalau suka berniat salah
Dunia akhirat badan terpuruk

Kalau suka menenggang kawan
Segala sahabat akan mendekat
Kalau suka mengenang Tuhan
Pahala dapat hidup selamat

Kalau hendak mencari kawan
Carilah kawan sampai ke kubur
Kalau hendak mencari Tuhan
Patrilah iman banyakkan tafakur

Kalau menyangkal petuah ibu
Hidup sesat dunia akhirat
Kalau beramal tidak berilmu
Pikiran tumpat pahala tak dapat

Kalau durhaka ke orangtua
Celaka tiba kutuk pun datang
Kalau menyalah kepada agama
Di dunia hina di akhirat malang

Jangan ditentang ibu dan bapak
Bila ditentang badan melarat
Jangan dibuang hukum dan syarak
Bila dibuang datanglah laknat

Pada saudara hendaklah sayang
Pada sahabat hendaklah minat
Pada agama banyaklah sembahyang
Pada ibadat luruskan niat

Kalau terbang tinggi-tinggi
Ingat-ingat bumi di bawah
Kalau sembahyang luruskan hati
Dalam ibadat turuti sunnah

Kalau tidur meninggi hari
Rezeki menjauh langkah pun singkat
Kalau takabur menyelimut hati
Iman jatuh ibadah pun sesat

Kalau suka berbuat maksiat
Alamat hidup akan celaka
Kalau suka meninggalkan ibadat
Alamat badan masuk neraka

Sungguh indah cantiknya rupa
Gadis ayu leka menampi
Apa digundah saat berjumpa
Kita bertemu di dalam mimpi

Gadis ayu leka menampi
Padi ria di pinggir kota
Kalau bertemu di dalam mimpi
Bila terjaga tentu derita

Anak dara di dalam kota
Memakai kebaya menjemur ikan
Bila terjaga akan derita
Bolehkah saya tolong hiburkan?

Anak muda membawa obor
Anak dara membawa antan
Bagaimana pula adik nak hibur
Seorang utara seorang selatan

Baju kebaya dihias perada
Pakaian Palembang si gadis sunti
Saya cuma bergurau senda
Kenapa abang merasa hati?

Nampaknya kembang si bunga melati
Hendak dibawa ke Singapura
Memanglah abang merasa hati
Abang tak sangka adik berpura

Membawa seroja ke Inderapura
Menempuh gelombang ke Surabaya
Memang sengaja hamba berpura
Kerana abang kusangka buaya

Teratai berbunga di tengah paya
Hiasan bergaya di Gunung Daik
Jangan menghina kepada buaya
Cap buaya mutunya baik

Ketika air sedangnya naik
Jangan dirungkai si rakit balak
Masakan buaya mutunya baik
Sedangkan bangkai tak pernah ditolak

Indah bunga kembang setangkai
Subur pohonnya berbaja garam
Memang buaya tak tolak bangkai
Dari busuk baik dibaham

Buah tembikai buah berangan
Buah asam si limau purut
Memakan bangkai jangan sembarangan
Tersalah baham senak perut

Hendak menjaja si limau purut
Dijaja pula di Pekan Beruas
Biarlah buaya senak perut
Asalkan hatinya menjadi puas

Menanam halia bersama lengkuas
Lengkuas dibawa dari Kelantan
Diturut apa nafsu yang buas
Mungkin tersasul ke Tanjung Rambutan

Bersahut-sahutan si burung kenari
Di pohon seroja kepala titi
Ke Tanjung Rambutan memang kucari
Tak payah kerja bersenang hati

Bunga angsana sedang nak kembang
Mari suntingkan si anak dara
Sepuluh pemuda seperti abang
Pincang masyarakat rosaklah negara

Jalan bergaya di tanah rata
Sambil membawa si buah nanam
Umat negara berjuta-juta
Sepuluh pemuda pergilah jahanam

Anak dara termengah-mengah
Menumbuk lada bergulai lemak
Apa cara untuk mencegah
Para pemuda berambut semak?

Menjeling manja duduk berbeka
Melihat obor di Kota Batu
Mudah saja mengajar mereka
Cuba taburkan ibu kutu

Buah pinang kait berkayu
Mari jatuh di atas bata
Bila terkenang hatiku sayu
Orang jauh kedekut berita?

Mencari remis pakai kelumbung
Sambil menjeling menggoda hati
Mengapa mengemis teman nan sombong
Kawan keliling ramai menanti

Bunga bersulam begitu rapi
Hendak berdandan lepas berbaring
Siang malam termimpi-mimpi
Hingga badan kurus kering

Burung undan burung kedidi
Terbang tajam ke pohon dudur
Padanlah badan menjadi lidi
24 jam asyik tidur
Menjaja papaya di dalam raga
Ke Pekan Cina berjalan laju
Di kiri buaya di kanan naga
Hala mana hendak dituju?

Paduka Ratu memburu rusa
Menuju rakit tepi pangkalan
Kalau begitu keadaan memaksa
Tempahlah roket terbang ke bulan

Menahan lukah di air tenang
Sambil berdiri di atas perahu
Sudah bernikah ingin nak senang
Sayang isteri masak tak tahu

Tentera Sekutu lari berkejar
Menempuh badai air menderu
Isteri begitu mesti diajar
Mamak kedai jadikan guru

Ubi kentang kalau ditumis
Campur tauge masaknya kari
Minta berhutang bermuka manis
Bila ditagih melari diri

Ke Kota Batu menjelang fajar
Resah hasrat membawa tekad
Orang begitu mudah diajar
Tulis surat cara poskad

Pergi berburu di hujung ladang
Letih berjalan sakit kaki
Penyanyi baru selalu berdendang
Bersuara perempuan tetapi lelaki

Kelapa puan di dalam tangki
Hendak dijaja Kampung Pandan
Suara perempuan tetapi lelaki
Namakan saja si Pop Pondan

Anak dara pergi membasuh
Sambil ketawa bertolak-tolakan
Kalau negara diserang musuh
Badan dan nyawa saya serahkan

Dua sejoli riang ketawa
Ketika senja di Tanjung Rhu
Bodoh sekali menyerah jiwa
Muntahkan saja dengan peluru

Tuan Kadi dari Yunani
Datang menghadap di istana Mengkalis
Rasuah terjadi di sana sini
Tetapi tertangkap si ikan bilis?

Ke pekan sehari membeli rokok
Sambil menjaja si buah limau
Yu dan pari boleh dibekuk
Gunakan saja pukat harimau

Ribut berputar kemarau panjang
Menerbangkan atap lintang-pukang
Usah digentar untuk berjuang
Hamba tetap berdiri di belakang

Berdayung sampan pergi ke hulu
Belayar tongkang ke Inderagiri
Orang hadapan lingkup dahulu


Pantun Nasihat 

Angin teluk menyisir pantai
Hanyut rumpai di bawah titi
Biarlah buruk kain dipakai
Asal pandai mengambil hati

Pergi mendaki Gunung Daik
Hendak menjerat kancil dan rusa
Bergotong-royong amalan yang baik
Elok diamalkan setiap masa

Air melurut ke tepian mandi
Kembang berseri bunga senduduk
Elok diturut resmi padi
Semakin berisi semakin tunduk

Daun sirih ulam Cik Da
Makan sekapur lalu mati
Walaupun banyak ilmu di dada
Biar merunduk resmi padi

Buah pelaga makan dikikir
Dibawa orang dari hulu
Sebarang kerja hendak difikir
Supaya jangan mendapat malu

Kemumu di tengah pekan
Dihembus angin jatuh ke bawah
Ilmu yang tidak diamalkan
Bagai pohon tidak berbuah

Tumbuh melata si pokok tebu
Pergi pasar membeli daging
Banyak harta tak ada ilmu
Bagai rumah tidak berdinding

Tulis surat di dalam gelap
Ayatnya banyak yang tidak kena
Jagalah diri jangan tersilap
Jikalau silap awak yang bencana

Hendak belayar ke Teluk Betong
Sambil mencuba labuhkan pukat
Bulat air kerana pembetung
Bulat manusia kerana muafakat

Pakai baju warna biru
Pergi ke sekolah pukul satu
Murid sentiasa hormatkan guru
Kerana guru pembekal ilmu

Lagu bernama serampang laut
Ditiup angin dari Selatan
Layar dikembang kemudi dipaut
Kalau tak laju binasa badan

Padi segemal kepuk di hulu
Sirih di hilir merekap junjungan
Kepalang duduk menuntut ilmu
Pasir sebutir jadikan intan.

Budak-budak berkejar-kejar
Rasa gembira bermain di sana
Kalau kita rajin belajar
Tentu kita akan berjaya

Jangan pergi mandi di lombong
Emak dan kakak sedang mencuci
Jangan suka bercakap bohong
Semua kawan akan membenci

Buah cempedak bentuknya bujur
Sangat disukai oleh semua
Jika kita bersikap jujur
Hidup kita dipandang mulia

Jikalau tuan mengangkat peti
Tolong masukkan segala barang
Jikalau anak-anak bersatu hati
Kerja yang susah menjadi senang

Asam kandis mari dihiris
Manis sekali rasa isinya
Dilihat manis dipandang manis
Lebih manis hati budinya

Kayu bakar dibuat arang
Arang dibakar memanaskan diri
Jangan mudah menyalahkan orang
Cermin muka lihat sendiri

Selasih tumbuh di tepi telaga
Selasih dimakan si anak kuda
Kasih ibu membaa ke syurga
Kasih saudara masa berada

Masuk hutan pakai sepatu
Takut kena gigitan pacat
Kalau kita selalu bersatu
Apa kerja mudah dibuat

Bandar baru Seberang Perai
Gunung Daik bercabang tiga
Hancur badan tulang berkecai
Budi yang baik dikenang juga

Encik Dollah pergi ka Jambi
Pergi pagi kembali petang
Kalau Tuhan hendak membagi
Pintu berkancing rezeki datang

Orang haji dari Jeddah
Buah kurma berlambak-lambak
Pekerjaan guru bukanlah mudah
Bagai kerja menolak ombak

Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah

Terang bulan di malam sepi
Cahya memancar kepangkal kelapa
Hidup di dunia buatlah bakti
Kepada ibu dan juga bapa

Kapal kecil jangan dibelok
Kalau dibelok patah tiangnya
Budak kecil jangan di peluk
Kalau dipeluk patah tulangnya

Asal kapas menjadi benang
Dari benang dibuat kain
Barang yang lepas jangan dikenang
Sudah menjadi hak orang lain

Tengahari pergi mengail
Dapat seekor ikan tenggiri
Jangan amalkan sikap bakhil
Akan merosak diri sendiri

Kapal Anjiman disangka hantu
Nampak dari Kuala Acheh
Rosak iman kerana nafsu
Rosak hati kerana kasih

Tingkap papan kayu bersegi
Sampan sakat di Pulau Angsa
Indah tampan kerana budi
Tinggi darjat kerana bahasa

Anak Siti anak yang manja
Suka berjalan di atas titi
Orang yang malas hendak bekerja
Pasti menyesal satu hari nanti

Bintang tujuh sinar berseri
Bulan purnama datang menerpa
Ajaran guru hendak ditaati
Mana yang dapat jangan dilupa

Parang tajam tidak berhulu
Buat menetak si pokok Ru
Bila belajar tekun selalu
Jangan ingkar nasihat guru

Hari malam gelap-gelita
Pasang lilin jalan ke taman
Sopan santun budaya kita
Jadi kebanggaan zaman berzaman

Pergi berburu sampai ke sempadan
Dapat Kancil badan berjalur
Biar carik baju di badan
Asalkan hati bersih dan jujur

Pulau Pandan jauh ke tengah
Gunung Daik bercabang tiga
Hancur badan dikandung tanah
Budi yang baik di kenang juga


Ramai orang membeli jamu
Di bawah pokok cuaca redup
Bersungguh-sungguh mencari ilmu
Ilmu dicari penyuluh hidup

Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sucinya?
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya

Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Buah cempedak diluar pagar
Ambil galah tolong jolokkan
Saya budak baru belajar
Kalau salah tolong tunjukkan

Pisang emas dibawa belayar
Masak sebiji di atas peti
Hutang emas boleh dibayar
Hutang budi dibawa mati

Dalam semak ada duri
Ayam kuning buat sarang
Orang tamak selalu rugi
Macam anjing dengan bayang

Baik-baik mengirai padi
Takut mercik ke muka orang
Biar pandai menjaga diri
Takut nanti diejek orang

Ke hulu membuat pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian

Mari kita tanam halia
Ambil sedikit buat juadah
Usia muda jangan disia
Nanti tua sesal tak sudah


Padi muda jangan dilurut
Kalau dilurut pecah batang
Hati muda jangan diturut
Kalau diturut salah datang

Cuaca gelap semakin redup
Masakan boleh kembali terang
Budi bahasa amalan hidup
Barulah kekal dihormati orang

Orang Daik memacu kuda
Kuda dipacu deras sekali
Buat baik berpada-pada
Buat jahat jangan sekali

Dayung perahu tuju haluan
Membawa rokok bersama rempah
Kalau ilmu tidak diamalkan
Ibarat pokok tidak berbuah

Kalau kita menebang jati
Biar serpih tumbangnya jangan
Kalau kita mencari ganti
Biar lebih kurang jangan

Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah

Pantai Mersing kuala Johor
Pantainya bersih sangat mashyur
Pohonkan doa kita bersyukur
Negara kita aman dan makmur

Orang tua patut disegani
Boleh mendapat ajar nasihat
Ular yang bisa tidak begini
Bisa lagi lidah yang jahat

Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh lalu diikat
Ilmu dicari tak akan rugi
Buat bekalan dunia akhirat


Tuan Haji memakai jubah
Singgah sembahyang di tepi lorong
Kalau sudah kehendak Allah
Rezeki segenggam jadi sekarung

Patah gading serpih tanduk
Mari diletak di atas papan
Jika tahu ganja itu mabuk
Buat apakah ia dimakan

Anak rusa masuk ke taman
Puas sudah orang memburu
Kalau muda jadikan teman
Kalau tua jadikan guru

Berakit ke hulu dengan bergalah
Buluh pecah terbelah dua
Orang tua jangan dilangkah
Kelak biadap dituduhnya pula

Rusa betina berbelang kaki
Mati terkena jerat sembat
Orang yang muda kita sanjungi
Orang yang tua kita hormat

Sorong papan tarik papan
Buah keranji dalam perahu
Suruh makan awak makan
Suruh mengaji awak tak mahu

Anna Abadi membeli halia
FR memesan membeli laksa
Jadilah insan berhati mulia
Baik hati berbudi bahasa



5 comments:

  1. Assalamu'alaikum Cikgu Adibah, saya sangat mengagumi untaian Pantun Cikgu yang indah sastranya dan sarat dengan makna. Sekalian saya ingin berlatih berpantun di laman blog Cikgu, karena masyarakat setempat saya tinggal (di Bandung Jawa Barat Indonesia) kurang menjiwai Pantun, tidak seperti masyarakat Melayu di sini. Terima kasih kepada Cikgu apabila saya dibolehkan untuk mencoba "berbalas pantun" d sini, semoga Puan tidak keberatan.

    ReplyDelete
  2. Ada tak pantun beli Untuk pantun ni

    Pohon kelapa pohon tualang,
    Ditebang tentera punah semesta,
    Bajak kenapa masih dijulang,
    Sedangkan jentera telah tercipta.

    ReplyDelete
  3. sapa blh jawab ..jawablah !
    air kelapa dijaja nak dara
    di hujung pekan manisnya isi
    ajaibnya apa makanan segera
    dibiar berbulan tetap tak basi

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
  4. _Simpul berpangkah bunga sejambak,_
    _Bunga teratai lukis berseri;_
    _Unggul apakah kasihnya ombak,_
    _Sehingga pantai terhakis diri?_

    Sapa blh jawab

    ReplyDelete